CERITA DEWASA META BOHAY KEENAKAN DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN

CERITA DEWASA META BOHAY KEENAKAN DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN


CERITA DEWASA META BOHAY KEENAKAN DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN, Hasrat-Bispak69 Sehabis demikian lama saya lalui hidup dengan 2 orang suami disisiku serta udah banyak kesenangan duniawi yang saya dapatkan, pada akhirnya ada rasa was-wasku. Hati was-wasku muncul terutama jika Duta ada dari Jakarta lagi saya gak dapat melayaninya di tempat tidur karena kodratku sebagai wanita yang penting terima tamu"jepang", saya berasa bersalah sekali. WAJIB 4D


Tengah Mas Pujo karena setiap hari ada disisiku saya tak terasa demikian kebeban dengan rasa bersalah. Sesungguhnya kekeduanya cukup sabar serta mengetahui situasiku, bahkan juga Mas Pujo dengan suka-rela mengalah buat memberi peluang pada Duta mengesankan dianya sendiri"mencabuli" diriku kalau Duta mau pergi lumayan lama, kebalikannya demikian pula kalaupun Mas Pujo ingin dinas luar. Ada kemauanku untuk mendapatkan alternatif peranku selaku isteri buat mereka berdua saat tamu"jepang" itu hadir. Hasrat itu demikian besarnya mendesak jiwaku sebab didorong rasa sayangku pada ke-2 nya.


Selesai mengangsung baik-buruk serta untung rugi, jalan untuk mengaktualkan hasratku itu pada akhirnya ada pula. Secara ketepatan saya lagi ikuti arisan ibu-ibu yang teratur dikerjakan tiap bulan di kantor suamiku. Kebanyakan menjadi isteri bos saya rada melindungi jarak dengan ibu-ibu yang lainnya, tetapi entahlah sesudah datangnya Duta saya menjadi bertambah PD dan dekat dengan mereka. Salah satunya ibu yang turut arisan teratur itu yakni isteri seorang eksekutif menengah, kami memamggilnya Bu Jhoni(nama rahasia suami). Wanita trah Manado dengan Madura kulitnya tidak begitu putih seperti wanita Manado umumnya namun jadi dekati mulato tetapi kelihatan bersih dan kemel, tingginya kurang lebih 165 cm, dan bodinya cukup ramping walau telah memiliki anak dua orang. Yang spesial sebetulnya wujud perutnya yang rata khususnya sisi bawah pusar tak seperti wanita yang telah mempunyai anak saja serta umurnya anyar 35 tahunan. Ia tergolong tak elok tetapi ayu dadanya lumayan besar kalau disaksikan di luar juga semakin besar dari ukuran saya. 

"Mbak Rien saat ini jadi segar lho.?" bisiknya satu waktu ditengah-tengah acara arisan yang berisik oleh suara ibu-ibu.


"Ah jeng Meta (rahasia) ini dapat saja, Mbak dari dahulu kan begini-begini saja to." jawabku walaupun ada rasa GR pun dalam hati.


"Betul lho Mbak, Mas Jhony saja kerap opini jika dikantor ini Mbak tergolong orang yang semlohai (semok molek aduhai) walau sudah berusia" terusnya.


"Itukan bisa-bisanya Dik Jhony" jawabku sekenanya.


"Tetapi betul lho Mbak, apa sich resepnya? Mbok saya diberitahu jamunya" bisiknya minta.


"Aa.. H jeng Meta ada saja, kelak bila Mbak kasih tahu pun buang waktu wong tidak dapat disebarkan" jawabku sembari ketawa.


"Yang betul Mbak..? Apa sich Mbak saya kok ingin tahu" ubernya.


"Betul pengen tahu..?"


"Ya.!"


"Minum Air liur burung" bisikku sembari merapat ke telinganya.


"Burung apa Mbak" kejarnya ingin tahu.


"Burung.. Burungnya Mas Pujo" bisikku kubuat serius.


"AH! Mbak guyon!"


"Benar jeng, ini benar lho jeng" jawabku.


"Itukan biasa Mbak"


"Biasa bagaimana, bila semata-mata ML selalu tuntas ya biasa jeng namun ada tekniknya" jelasku.


"Jeng Meta ML dengan Dik Jhony berapakah kali 1 minggu?" lanjutku.


"Amat sekali ya kadangkala kedua kalinya Mbak" jawabannya.


"Bila ML apa yang jeng Meta melakukan?" tanyaku kembali.


"Ya biasa Mbak bercumbu terus gitulah..! Lagi tuntas ya telah demikian saja" jawabannya.


"Lho ya udah bagaimana to jeng, hendaknya kan ada pemanasan, permainan terus pendinginan dan apa jeng Meta terus bisa capai pucuk?"


"Itu Mbak problemnya, saya kerap ditinggalkan menggantung" jawabannya sekalian menerawang.


"Selalu"


"Ya apabila sudah demikian sangat saya yang gelisah serta kebanyakan cuman dapat melepaskan ke tugas rumah Mbak" terusnya.


"Nach itu dia jeng pembedanya, Mbak dengan Mas Pujo terus pucuk juga beberapa kali lho" jawabku.


Kusaksikan parasnya terlihat terpukau dan terlihat rasa pengin taunya yang terpancar dari matanya.


"Jeng ML itu kalaupun dijalankan secara benar dan suka cita dapat membuat kita tahan lama muda, lantaran kerja hormon-hormon pada badan kita jadi intensif" lanjutku memperjelas bak seaorang dokter.


"Oooh itu to Mbak rahasianya..!" celetukannya.


"Karena itu saya ngomong, walau Mbak kasih tahu kan jeng Meta belumlah tentu dapat.. Sampai.." jelasku berencana memancing reaksinya.


"Bahkan juga apa Mbak.?" Tanyanya tidak sabar.


"Juga kalaupun jeng Meta Mbak suruh belajar sama Mas Pujo pun belumlah tentu pengen" lanjutku sembari berbisik.


"Ahh Mbak" jawabannya sembari mencubit lenganku.


Narasi kami selesai dengan selesainya acara arisan, sebelumnya pergi Meta sempat berbisik setiap waktu pengen komunikasi kujawab ya kapan pun. Bahkan juga kubisiki kelak belajar langsung saja ama Mas Pujo.


Satu minggu kemudian sewaktu itu jam 19.00 malam, Duta anyar tiba dari Jakarta lagi saya kembali ada tamu jepang jadi saya berniat berikan blowjob Duta tengah Mas Pujo masih ogah-ogahan didekat kami berdua, mendadak telephone berdering, lantaran saya dan Duta akan telanjang karena itu Mas Pujo yang membawa telpon.


"Halo selamat malam" salam Mas Pujo, saya tidak tahu apa jawaban disamping sana, namun,


"Ya betul, ingin bercakap dengan Mbak Rien..? Tidak lama ya, dari siapa? Meta! Oh jeng Meta, Meta Jhony?" bertanya Mas Pujo, dengar itu saya bangun, Duta mau tak mau membebaskan pelukannya padaku. Sebetulnya scenario ini saya yang buat, lantaran saya ingin Meta bisa main kerumah maka kuminta Mas Pujo memberikan tugas Jhony keluar kota untuk supervisi waktu tiga hari.


"Halo jeng Meta kok tumben nelpon malam-malam" sapaku mengawali perbincangan.


Kami bicara panjang lebar hingga kemudian mengusik penuturan kami di arisan dahulu. Kuulangi tawaranku untuk belajar pemanasan dengan Mas Pujo, atau lihat saja kami yang mempraktikkannya berdua. Meta ingin tahu saat saya serta Mas Pujo ingin bercinta disaksikan pihak lain, kujawab kalau saya cuma dapat kalaupun orangnya itu Meta, lain tak lagian hanya sekedar beberapa cara pemanasan. Meta ternyata mulai panas selanjutnya kuulangi kembali tawaranku dan jawabnya.


"Iya Mbak BT nih anak-anak telah di tidur, Mas Jhony dinas luar" jawabannya.


"Ya udah to main saja ke rumah, kami semua tengah tidak ada aktivitas kok lagian masih sore" jawabku.


"Namun Mbak,"


"Apa?"


"Saya malu sama Mas Pujo,.." jawabannya.


"Gak pa-pa kami cuman berdua kok, gak boleh was-was kelak pulangnya kami antara" jawabku.


"Oke Mbak tetapi janji lho.. tidak mesti dipraktekin sama saya.." pintanya menyelesaikan penuturan.


Selanjutnya kami tutup penuturan, rumah Meta kurang lebih 15 menit dengan naik kendaraan. Kuminta Duta bersabar serta bersembunyi di kamar sementara saya dan Mas Pujo yang hendak terima Meta. Ide ini pernah kuutarakan awal kalinya sama suami-suamiku. Lebih kurang 25 menit kami tunggu ada orang menekan bel pintu pagar, Mas Pujo yang ketika itu hanya gunakan piyama tiada dalaman yang membuka pintu.


"Malam Mbak," sapa Meta demikian masuk pintu rumah disertai Mas Pujo.


Meta gunakan busana rada ketat hingga dadanya yang membusung tampak buram tetapi saya percaya lelaki mana saja dapat ingin tahu mau ketahui didalamnya, lebih-lebih dengan kancing depan serta belahan dada yang rada kebawah tengah bawahan dia gunakan celana jean kelihatan seksi sekali pantatnya.


"Malam, wah.. Jeng Meta gak nyagka lho jika dapat main kerumah tidak kesasarkan?" tanyaku.


Sesudah mempersilakan Meta duduk kami bercakap ngalor-ngidul sampailah pada akhirnya menyentuh soal tempat tidur, Mas Pujo bisa lihat mimik muka Meta yang bosan tahu jika dia mulai kepancing birahinya. Sebab pembicaraan kami yang menggairahkan saraf telinga Meta serta kami tidak berkatanya secara vulgar, tanpa ada berasa jam memperlihatkan angka 9 malam, Meta was-was.

CERITA DEWASA META BOHAY KEENAKAN DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN

"Mbak telah malam nih Meta pengen minta pamit" pintanya namun matanya tampak sayu.


"Tidak boleh dahulu ucapnya pengen belajar rahasianya Mbak" jawabku sekalian menyaksikan Mas Pujo penuh makna. WAJIB 4D


"Ah Mbak.. Malu ah sama Mas Pujo"


Saya dekati Mas Pujo serta kucium ia dibibirnya denga mesra serta halus.


"Tidak pa-pa kan Mas?" pintaku Mas pujo menganggangguk sekalian merengkuhku, kami berciuman, serta sama-sama raba di muka Meta, sementara Meta kusaksikan merah padam wajahnya lihat bab kami, meski begitu saya mengerjakannya secara lembut dan berhati-hati sekali.


"Begini kami melaksanakannya jeng," kataku mengatakan seperti dosen saja.


"Ah.. Mbak, Meta jadi kebingungan nih.., Meta pulang saja ya Mbak" pintanya namun gak bergeser.


"Ayolah.. gak pa-pa" kami berangkulan dekati Meta yang mulai seperti cacing kepanasan. Mas Pujo tahu situasi selekasnya merapat maka dari itu duduk bersebelahan di sofa panjang yang ditempati Meta, selalu digenggamnya ke-2  tangan Meta, Meta menunduk malu.


"Mbak.. Namun cu ma se ba.. tas langkah pemanasan saja lho Mbak" pintanya sembari menyaksikanku.


"Ya, Mas sekedar akan memamerkan langkah pemanasan saja sama jeng Meta" jawab Mas Pujo sabar.


Perlahan-lahan disentuhnya dagu Meta dipandangnya matanya dalam-dalam penuh hati, mendapatkan tindakan semacam itu dari Mas Pujo Meta pejamkan mata, perlahan-lahan Mas Pujo mencium bibirnya tanpa ada melumatnya. Ahh! Meta mendesah, diulangnya ciuaman itu oleh Mas Pujo dengan tempelkan bibirnya cukup lama, Meta mulai bereaksi dengan mengulum bibir Mas Pujo dan Mas Pujo mulai mempertingkat laganya, tangannya berganti ke bawah ketiak Meta dan tarik badan Meta kepelukannya. Semuanya dilaksanakan di sofa ruangan tamu, sekalian duduk bedempetan.


Mas Pujo mulai meraba dada Meta yang membusung, serta Meta mulai mendesah-desah mereka masih berciuman sama-sama lumat dan sama-sama hirup (masalah bersilat lidah memang Mas Pujo benar-benar terampil). Seusai nyaris sepuluh menit mereka sama-sama raba Mas Pujo menaikkan laganya dari meraba sisi luar selalu lepaskan kancing atas pakaian Meta jari-jari tangannya mulai menyisir tepian BHnya tuju ketengah. Meta melenguh seperti sapi disembelih demikian tangan Mas Pujo mancapai putingnya serta menjepinya dengan 2 jemari. Sedangkan mulut Mas Pujo mulai merembet ke bawah menjurus belahan dadanya yang sekal.


Tiada tersadari Meta tangan kanan Mas Pujo udah menyelusup ke punggung Meta dan membebaskan kait BH Meta jadi tampaklah buah dada Meta yang cepat dan melawan, tiada buang peluang langsung Mas Pujo melumat putingnya. Meta mulai tidak bisa membatasi diri, ia lupa dengan janjinya sendiri, tangannya secara reflek menggerayang sisi depan Mas Pujo dan memulai mengerjakan pijatan-pijatan lembut mulai dada, pusar serta lurus ke bawah pusar. Tanpa ada menampik Mas Pujo justru berikan peluang pada Meta menyorongkan tubuhnya, sekalian mulutnya masih bergelayut di puting Meta, namun tanggannya telah memulai menarik resleting celana jeannya. Meta tidak henti-henti mendesah, perlahan-lahan saya ke sakelar lampu kukecilkan hingga situasi nampak redup dan kian romantis.


Meta telah melempengkan kakinya di sofa sekalian kepalanya bersender pada tanganan sofa, sementara tinggal kenakan CD warna merah, Mas Pujo belum membebaskan piayamanya dengan status di atas Meta tetapi batangnya udah tampak mengacungkan lantaran diurut-urut Meta. Perlahan-lahan Mas Pujo menggigit tepian CD Meta serta menariknya kebawah maka dari itu bugil Meta masih tenang karena barangkali lihat Mas Pujo tak membebaskan piyamanya. Mas Pujo mulai mejilati perut Meta turun ke pusar selalu menciuminya serta meleletkan lidahnya kebawah mencium rambut kemaluan Meta, ditangani demikian Meta meracau tidak karuan.


"Aduh Mas.. Mbak Meta tidak tahan.. oh Mas Pujo"


Saya memberikan code pada Duta, ketika itu Mas Pujo sudah mencelupkan parasnya di selangkangan Meta, menjilat-jilati klitoris Meta, Meta dengan status buka ke-2  pahanya pinggulnya tertahan pegangan bangku hingga saat ini kepalanya ada di bawah. Dengan status ini karena itu nampaklah gundukan bukit venus yang cantik dan merekah merah hingga mempermudah untuk penetratif.


Perlahan-lahan Mas Pujo mundur serta Duta yang sudah telanjang bundar maju dengan palkon siap serbu, Meta masih terbenam dalam kepuasan yang diterimanya nyaris satu jam dicumbu Mas Pujo, tidak mengira jika ada perubahan status di bawah. Duta langsung mengenggam palkonnya dan arahkan ke lubang surga Meta, dengan akurat Duta menghentak dan bles..!


"Ahh Mas saya tidak mau.. tak ingin" sekalian meronta namun sekencang kilat saya membelai dan mengulum putingnya, lagi Duta langsung mengancing kaki Meta karena itu Meta cuma dapat mendesis dan ingin berontak tetapi lantaran gempuran rasa nikmat yang fantastis dia cuman menggeleng-gelengkan kepalanya.


"Ahh Mbak.. Mas.. Kalian nakal aduhh.. Oh.. Mengapa ini ohh.. Ohh.. Mbak saya gak tahan.. Gak ta.. Hhaan.."jerit Meta sekalian melafalkanng napasnya mengincar semuanya otot-otot tubuhya meregang tanda-tanda orgasme hingga.


Duta menyeimbangi dengan kocokan-kocokan perlahan-lahan dan teratur bahkan juga dibiarkannya Meta nikmati orgasmenya yang pertama-tama yang nyaris membuat gak sadar diri. Sesudah napas Meta aga teratur perlahan-lahan Duta mulai memompa lantaran itu perlahan-lahan Meta mulai buka matanya dan..


"HAAH Mbak kok bukan Mas Pujo..!" teriaknya cemas sembari pengin berontak namun penguncian Duta serta kocokan-kocokan palkon Duta di memeknya bikin ia gak memiliki daya.


"Bagaimana Mbak? Saya tak mau Mbak, saya pengen sama Mas Pujo saja," teriaknya kembali.


"Tenang jeng, tenang..!" kucoba menentramkannya, sembari kukedipi Mas Pujo buat bersiap gantikan statusku.


Mas Pujo merapat serta mulai melumat puting Meta yang samping kiri sementara tangan kirinya meremas-remas puting yang samping kanan. Mendapatkan gempuran terus-menerus dari bawah dan atas Meta jadi naik birahi kembali..


"Ahh.. Mbak, Mas bagaimana ini kok ini to, ahh nikmat Mbak.. Meta gak tahan Mas, marilah terus Mas.. Yang keras.." ceracaunya Meta menyebutng kembali menjejaki orgasmenya yang ke-2 .


Dutapun nampak mulai berkerenyit dahinya serta semakin keras kocokannya, tandanya ingin capai orgasme jadi cepat saya ambil sementara Mas Pujo langsung mengambil alih status Duta mengocak vagina Meta dengan palkonnya tiada memberinya peluang di Meta buat atur napas. Kucium dan kukulum kepala kontol Duta di muka Meta sembari mengocak-ngocok batangnya.. Dan..


Creett.. Crett.. Cret..


Kuminum sperma Duta yang tumpah dimulutku. Meta memandang semuanya sekalian mendelik mengendalikan nikmat sebab kocokan Mas Pujo. Seusai nyaris 1/2 jam mereka sama sama pecut selanjutnya mulai ada pertanda Mas Pujo dan Meta dapat menggapai pucuknya serta..


"Aaahh Mas saya tidak kuat.. Saya.." demikian teriak Meta menjajaki orgasmenya yang ke-3 . Mas Pujo memberikan peluang untuk ambil napas sembari kadangkala masih mengocak vagina Meta perlahan-lahan.


"Sini Mas.. Sini Mas.." pinta Meta di Mas Pujo sekalian tangannya menggapai-gapai.


Mas Pujo menyelesaikan kocokannya serta mengambil kontolnya dan menyorongkannya ke dalam mulut Meta, sembari terus berbaring telentang di sofa dikulumnya kontol Mas Pujo yang telah lebam dan berenyut-denyut. Pada akhirnya.. 


Crett.. Crett.. Crett


Muncratlah sperma Mas Pujo di mulut Meta, Meta menelannya sekalian membeliakkan mata, kemungkinan belum biasa tetapi lantas dijilatinya sejumlah sisa sperma diujung kontol Mas Pujo.


Kemudian mereka bertiga istirahat atur napas, sembari nikmati sejumlah sisa orgasme yang mereka alami.  Meta mengerling padaku. Kala itu udah jam 11-an malam.


"Mbak Rien nakall..!" rengeknya manja, sekalian memukul bahuku.


"Lho kan jeng Meta sendiri yang keterusan.." jawabku.


"Ahh Mbak ni lho, Meta jadi malu ama Mas Pujo.. Eh.. Mas yang satu siapa Mbak?" tanyanya sembari mengerling ke Duta.


"Adiknya Mas Pujo! Duta" jawabku.


"Jeng Meta pengin pulang..?" tanyaku kembali.


"Ya dech Mbak, telah malam nih kelak anak-anak cari" jawabannya.


Saya serta Duta mengantarkan Meta pulang lagi Mas Pujo nantikan rumah, di jalan Meta ucapkan terima kasih sama Duta, tuturnya baru kali inilah mengenyam multiorgasme yang sampai kini cuma impian saja. Meta sampai berani mencium Duta di depanku saat dia turun dari mobil. Selesai mengantarkan Meta pulang saya mendapatkan kecupan spesial dari Mas Pujo serta Duta ujarnya mereka tidak mengandaikan wanita lain sampai kini karena sebetulnya sampai kini mereka udah terasa cukup hanya dengan servisku. Namun kehadiran Meta membuat mereka jadi berbahagia. Dan sepanjang 3 hari mereka berdua terus bisa memberikan kepuasan Meta sampai saat hari paling akhir Meta mohon nginap di rumah dan mereka main hingga 4x. Jadi isteri saya masih tetap was-was lihat keperkasaan mereka berdua, tetapi kemunculan Meta bisa sedikit menyembuhkan kegelisahanku.


Pembaca yang budiman hingga sekarang nyaris 1 tahun saya Meta, Duta dan Mas Pujo tanpa ada Jhony mengerjakan ini. Meta lebih rajin memiara dirinya sendiri dan dia semakin berbinar dia benar-benar mencintai Mas Pujo meski begitu kami seluruhnya berbahagia. Ada pembaca yang tawarkan kepadaku buat ML namun meminta maaf saya gak bisa dikarenakan saya cuma dapat buat Dutaku dan Mas Pujoku, kemunculan Meta sesungguhnya tidak mereka kehendaki pula namun karena telah telanjur jadi kami setuju menyambung tidak tahu hingga sampai kapan yang terang kami sama-sama mencintai

Post a Comment

Previous Post Next Post