CERITA DEWASA DESAHAN NIKMAT ISTRI DIPERKOSA MALING

CERITA DEWASA DESAHAN NIKMAT ISTRI DIPERKOSA MALING


CERITA DEWASA DESAHAN NIKMAT ISTRI DIPERKOSA MALING, Hasrat-Bispak69 Mendadak sebuah suara keras menghidupkan kami di larut malam. Fatimah istriku memegang lenganku karena amat ketakutannya. Nada itu tiba dari arah dapur. Kayaknya kaca yang jatuh acak-acakan. Instingku menjelaskan ada sesuatu hal yang tidak kelar ada dalam rumah ini. Saya bangun dan menghidupkan lampu. Istriku usaha membatasi saya. Dengan berhati-hati saya bangun dan buka pintu dan mengambil langkah ke dapur. WAJIB 4D


Saya terkejut dengan ketakutan yang sangat saat tampak pribadi asing di bawah jendela dapurku. Terlihat di lantai kaca jendela pecah berantakan. Pastilah ia ini maling yang akan merampas di dalam rumah kami. Sama


terkejut dengan lincahnya perampok ini berdiri dan ambil langkah pendek menyabet pisau dapur kami yang tak jauh dari tempatnya. Orang ini lebih besar dari saya. Dengan rambut serta jambangnya yang gak bercukur terlihat demikian gahar. Dengan bajunya yang T. Shirt gelap serta celana jean bolong-bolong ia menyeringai meneror saya dengan pisau dapur itu.


Saya benar-benar lelaki yang gak pernah mengetahui bagaimana berkelahi. Menyaksikan tingkah maling ini segera nyaliku putus. Dengan gemetaran yang paling saya lari kembali lagi ke kamar tidurku dan tutup pintunya. Tetapi kalah cepat dengan maling itu. Saya usaha keras tekan buat menutup kebalikannya maling itu selalu menggerakkan dengan kuatnya. Istriku histeris berteriak-teriak ketakutan, 


"Ada apakah Maass.. Toloonngg.. Tolongg.."


Tetapi pekikan itu nyata buang waktu. Rumah kami yaitu rumah anyar di perumahan yang sedikit penghuninya. Tetangga paling dekat kami yaitu Pak RT yang jaraknya seputar 30 rumah kosong, yang belum mempunyai penghuni, dari rumah kami. Sementara di arah yang beda ialah bentang kali serta sawah yang luas berpetak-petak. Sejak mulai pernikahan kami dua tahun lalu, ini rumah credit kami yang baru kami tinggali sepanjang dua bulan ini.


Usaha ambil serta dorong pintu itu dengan jelas dimenangi oleh sang maling. Saya terdepak jatuh ke lantai serta maling itu dengan lepas masuk ruangan tidur kami. Ia mengacung-acungkan pisau dapur ke isteriku supaya tak berteriak-teriak sembari memberikan ancaman ingin potong leherku. Istriku saat itu juga ‘klakep' sepi. Sembari menodongkan pisau ke leherku dengan kasar saya diperolehnya dengan menarik bajuku keluar kamar. Matanya terlihat sapu tempat keluarga dan menarikku merapat ke dalam almari piranti. Jelas di nyari-nyari benda bernilai yang kami taruh.


Ia mendapati lakban di topangkkan beberapa macam perlengkapan. Dengan 1/2 membanting ia memajukan saya supaya duduk di lantai. Ia me-lakban tangan dan kakiku setelah itu mulutku sampai saya betul-betul bungkem. Pada kondisi tidak berdaya saya diambilnya kembali lagi ke kamar tidurku. Istriku kembali berteriak sembari menangis histeris. Tetapi itu cuman sekejap.


Maling ini benar-benar eksper serta berdarah dingin. Ia cuma omong,


"Diam nyonya cantiikk.. Tidak boleh membikin saya kalap lhoo.." kembali istriku ‘klakep' dan sepi.


Kelihatan maling itu menyapukan penglihatannya ke Kamar tidurku. Ia melihati jendela, almari, tempat tidur, rack kset dan pesawat radio di kamarku. Ia nampaknya memikir. Segalanya aku saksikan dalam kelumpuhan serta kebisuanku sebab lakban yang mengikat kaki tanganku dan membekap rapat mulutku.


Mendadak maling itu dekati Fatimah istriku yang gemetaran menggulung badannya dipojok dipan karena shock dan histeris dengan insiden yang lagi berlangsung. Dengan lakbannya dia terus bekap mulutnya serta direbahkannya badannya di dipan. Saya tidak dapat apapun cuma dapat terkapar serta berkedip di lantai. Saya menyaksikan bagaimana sorot mata ketakutan di wajah Fatimah istriku itu.


Nyatanya maling itu melebarkan tangan istriku serta mengikatnya terpisah di kiri kanan kisi-kisi tempat tidur kayu kami. Demikian juga pada kakinya. Ia bentangkan serta ikat di kaki-kaki dipan. Serta selanjutnya yang berlangsung ialah saya yang tergelintang lumpuh di lantai sementara Fatimah istriku terlentang serta terlilit di dipan pengantin kami.


Hatiku benar-benar tak nikmat. Saya waswas maling ini lakukan perbuatan di luar batasan. Memandang figurnya, kelihatan ia ini orang kasar. Badannya terlihat tabah dengan otot-ototnya yang membayang dari T. Shirt dekilnya. Saya taksir tingginya ada lebih kurang 180 cm. Saya melihati matanya yang melotot sekalian membentak,


"Diam nyonya cantiikk.." saat lihat istriku yang terlihat amat seksi dengan baju tidurnya yang serba mini karena udara panas di kamar kami yang sempit ini.


"Saya pengen makan dahulu ya sayaang.. Tidak boleh jenis-jenis". Ia nyelonong keluar tuju dapur. Dasar maling tidak hanya modal. Ia ngancam gunakan pisauku, ngikat gunakan lakbanku saat ini makan makananku.


Tampak istriku berontak membebaskan diri dengan buang waktu. Terkadang tampak matanya risau serta ketakutan Melihat saya. Saya menggeleng-gelengkan kepalaku berniat melarang bergerak banyak. Irit tenaga.


Setelah makan maling itu gelatakan membukai Pelbagai almari serta laci-laci di dalam rumah. Ia tidak bakal peroleh apapun sebab memang kami tidak mempunyai apa- apa. Saya asumsikan begitu parasnya bakal sedih sebab kecewa. Kudengar suara gerutu. Kelihatannya ia emosi.


Dengan menyepak pintu ia kembali masuk ruang tidur kami. Buka almari busana dan mengaduk-adukkannya. Dilempar-lemparkannya isi almari sampai lantai penuh berantakan. Ia membuka kotak perhiasan istriku. Dibuang-buangnya perhiasan tiruan istriku.


Lantaran tidak mendapati apa yang dicari Maling mengarahkan arah kekesalan. Ia pandangi istriku yang terlentang dalam ikatan di dipan. Ia merapat sekalian mendamprat,


"Mana uang, manaa..? Dasar miskin yaa..? Kamu umpetin di mana..?"


Tangannya yang cemerlang berotot bergerak mencapai pakaian tidur istriku selanjutnya menariknya dengan keras sampai robek dan putus kancing-kancingnya. Dan yang lalu tampak terekspos yakni bukit kembar yang demikian elok. Payudara Fatimah yang paling ranum serta padat yang memanglah tiada BH tiap jam tidur. Kelihatan sekali muka maling itu terlena.


Sekarang saya betul-betul sangatlah takut. Semua Peluang dapat berlangsung. Saya lihat terdapatnya pengubahan raut wajahnya. Sehabis tidak mendatangkan uang atau benda mempunyai nilai ia jadi ingin tahu. Ia terasa punya hak mendapatkan alternatif yang setimpal. Maling itu lebih merapat kembali ke Fatimah dan dengan terus menyaksikani buah dadanya yang paling sensual itu. Perlahan-lahan ia duduk ditepian dipan.


"Di mana kamu taruh uangmu nyonya cantiikk..?" sekalian tangan turun sentuh badan Fatimah yang serupa sekali tidak dapat menampik lantaran kaki dan tangannyaterikat lakban itu. Serta tangan itu mulai mengelusi dekat Payudaranya.


Ampuunn.. Kusaksikan bagaimana mata Fatimah begitu paniknya. Ia merem pejamkan matanya sekalian Memperdengarkan suara dari hidungnya,


"Hheehh.. Hheehh.. Heehh..".


Istriku keluarkan air mata serta menangis, menggeleng-geleng kepalanya sembari keluarkan dengus dari hidungnya.


Air mata istriku menggairahkan ia kian kasar. Tangan-tangannya tanpa kuatir mengelus- elus kemudian meremas-remas buah dada Fatimah dan anggota tubuh sensitive yang lain. Masalah ini sungguh-sungguh membuat darahku menggelegak berang. Saya harus lakukan perbuatan suatu yang bias hentikan semuanya apa saja kemungkinannya. Yang selanjutnya dapat kulakukan yaitu gerakkan kakiku yang terlilit, menekuk selanjutnya menyepakkan ke pinggiran ranjangku. Maling itu terkaget tapi benar-benar tak bergerak.


"Hey, brengsek. Pengen ngapain kamu. Gak boleh beberapa macam. Tak boleh usik istrimu yang nikmati pijitanku,"ia memarahi saya. Serta saya lalu putus harapan. Saya tidak mungkin melakukan perbuatan apapun kembali. Sekarang cuma batinku yang meratap insiden ini.


Dan yang berlangsung seterusnya yakni suatu hal Yang betul-betul menyeramkan. Maling itu menarik robek seluruhnya pakaian tidur istriku. Ia betul-betul bikin Fatimah telanjang terkecuali celana dalamnya. Selanjutnya ia rebah rapatkan badannya disisinya. Istriku kelihatan bak rusa jatuh dalam tangkapan serigala. Dan sekarang pemangsanya merapat buat mengoyak-oyak buat nikmati badannya.


Ia tidak dapat berpuat apapun kembali. Dalam 1/2 telanjangnya saya semakin sadari begitu cantiknya Fatimah istriku ini. Ia tampilkan begitu beberapa sisi badannya memperlihatkan sensualitas yang nyata silau tiap lelaki yang menyaksikannya. Rambutnya yang mawut tergerai, percakapan lengan serta pundak melahirkan lembah ketiak yang bias menggoyangkan iman beberapa lelaki.


Payudaranya yang membusung ranum dengan pentilnya yang merah ungu sebesar ujung jemari kelingking begitu melawan. Perut dengan pinggulnya yang.. Uuhh.. Demikian luar biasa mengagumkan syahwat. Saya sendiri terheran-heran bagaimana saya dapat meminang dewi secantik ini.


Serta saat ini maling beringas itu menenggelamkan parasnya ke dadanya. Ia menciumi dan menyusu Payudaranya seperti bayi. Ia mengenyoti pentil istriku yang Kedengarannya usaha berontak dengan menggelinjang-geliatkan badannya yang dijamin buang waktu. Dengan kian kasar gairah nyolongnya sekarang berganti menjadi  hasrat binatang yang disanggupi birahi.


Ia menyerobot menjilat-jilat serta menciumi ketiak istriku yang paling sensual itu. Berikut acara pesta besarnya. Ia kemungkinan tidak memikirkan akan cicipi nikmat tidur dengan wanita secantik Fatimah istriku ini.


Menjarah dengan kenyotan, jilatan serta kecupannya maling ini menyerobot ke perbatasan pinggul Fatimah kemudian naik ke perutnya. Dengan berdengus-dengus dan napasnya yang mengincar ia menjilat-jilati puser Fatimah sekalian tangannya gerayangan ke semua arah meremas serta kelihatan kadangkala sedikit mencakar salurkan gelegak gairah birahinya.


Perlawanan istriku sangat menurun. Yang didengar sekedar gumam dengus mulut tersumpal sekalian menggeleng-gelengkan kepalanya selaku pernyataan penolakannya. Barangkali ketakutan dan kelelahannya bikin stamina-nya ‘down' serta lumpuh. Sementara si maling terus melumati perut serta menjilat- jilat beberapa bagian sensual badannya.

CERITA DEWASA DESAHAN NIKMAT ISTRI DIPERKOSA MALING

Kebringasan dan kebrutalan selera syahwat maling ini lebih melesat ke pucuk. Terang akan meniduri istriku di muka saya suaminya. Ia bangkit dari dipan dan dengan cara cepat melepas T. Shirt dan celana dekilnya. Ia menelanjangi dianya. Saya takjub. Maling itu punyai bodi badan yang paling atletis dan menarik menurut ukuran penampilan badan lelaki. Dengan warna kulitnya yang coklat kehitaman berkilat karena keringatnya kelihatan dadanya, otot lengannya perutnya demikian cepat seperti eksekutor binaraga. Tungkai kakinya, paha serta betisnya benar-benar selaras sekali.


Yang bikin saya terperangah yaitu kemaluannya. kont*l maling itu demikian menakjubkan. Tampak dari rimbun jembutnya kont*l itu tegak ngaceng dengan bonggol kepalanya yang berkilatan sebab kerasnya tekanan darah syahwatnya yang memojokkaninya. Besar serta panjangnya di atas rerata kemaluan orang Asia dan kelihatan begitu seirama dalam warna hitaman pada mulanya setelah itu sedikit belang kecoklat-coklatan pada leher dan ujungnya. Lubang kencingnya tampak dari belahan bonggol yang mekar melawan. WAJIB 4D


Kesan-kesan kekumuhan awal mula yang kutemui dari rambut serta jambangan yang tidak bercukur dan busananya yang dekil langsung lenyap demikian lelaki maling ini bertelanjang. Ia tampak benar-benar jantan ragam jawara.


Dalam ketakutan dan was-was istriku Fatimah menyaksikan waktu maling itu bangun serta secara cepat melepaskan bajunya. Demikian lelaki maling itu serius telanjang saya lihat perombakan di wajah dan mata istriku. Paras dan penglihatannya kelihatan kagum. Yang belumnya layu dan kuyu sekarang kejam dengan mata yang membelalak. Karena barangkali ketakutannya yang lebih jadi atau sebab ada 'surprise' yang tampil dari figure lelaki telanjang yang saat ini ada dengannya diranjangnya. Anehnya penglihatannya itu gak dilepaskan sampai ekor matanya mengikut dimanapun lelaki maling itu bergerak.


Meskipun saya tidak berani mengaitkan dengan cara nyata, menurut pendapatku muka jenis itu yaitu muka yang didera keinginan birahi. Apa ada birahi Fatimah bangun dan berambisi pada lelaki maling yang dengan biadab udah mengikat serta menelanjangi badannya di muka suaminya itu. Atau 'surprise' yang disuguhi lelaki itu sudah membalik 180 derajat dari takut, emosi dan tidak suka jadi dorongan syahwat yang luar biasa yang menempa semuanya sanubarinya? Ahh.. Saya dirasuki cemburu buta. Saya kerap dengar wanita yang jatuh hati dengan penculiknya.


Lelaki maling turun dari dipan dan merayap di muka arah kaki Fatimah yang terlilit. Ia mendapat kaki Fatimah yang terlilit dan memulai dengan menjilat-jilatinya. Lidahnya sapu ujung-ujung jemari kaki istriku lantas mengulumnya.Cerpensex


Saya melihat kaki Fatimah yang seperti disengat listrik beberapa ribu watt. Terkejut meronta serta meregang- regang. Saya tidak jelas. Apa itu gerak kaki buat berontak atau meredam kegelian syahwati. Sementara lelaki maling itu lagi menggempur dengan jilatan-jilatannya di telapaknya. Begitu ia lakukan pada ke-2  tungkai kaki istriku buat memulai lumatan serta jialatan seterusnya ketujuan pucuk nikmat syahwatnya.


Dengan metodenya maling itu benar-benar menyengaja Jatuhkan martabatku menjadi suami Fatimah.


"Mas, istrimu nikmat sekali loh. Bisa saya ent*t ya? Bisa.. Ha ha. Saya ent*t istrimu yaa.."


Dan saya di tempat ini yang tergeletak ragam tangkai pisang gak mempunyai daya cuma dapat menerawang dan menelan ludah.


Akan tetapi ada yang mulai merambati dan merasuk ke sanubariku. Saya ingin ketahui, jenis apa muka Fatimah waktu kont*l maling itu kelak menembusi kemaluannya. Serta kemauan tahuku itu rupanya mulai menggairahkan syahwat birahiku. Dalam terbaring sembari mata gak terlepas melihati tingkah lelaki maling telanjang yang melata bak kadal komodo di atas badan pasrah istriku yang cantik kont*lku jadi menegang. Saya ngaceng.


Aku saksikan begitu maling itu masuk ke Selangkangan istriku. Ia menciumi serta menyedoti paha Fatimah dan tinggalkan merah cupang di tiap rambahannya. Akan tetapi yang membuat jantungku berdegap cepat merupakan geliat-geliat badan istriku yang terlilit dan desah dari mulutnya yang terbungkam. Saya betul-betul tidak memandangnya sebagai perlawanan orang yang disakiti serta dirampas kehormatannya. Istriku kelihatan demikian terbenam nikmati tingkah maling itu.


Saya meyakinkan kalau Fatimah sudah terbenam dalam keinginan seksualnya. Ia menggeliang-geliat serta menggoyang-goyangkan badannya teristimewa pinggul dan bokongnya. Fatimah alami kegatalan birahi yang paling luar biasa dan sekarang nuraninya terus jemput serta rindui kenyotan bibir sang maling itu. Saat itu saya usaha terus memikir positip. Jika begitu berat menampik bujukan syahwat seperti yang lagi dirasakannya. Secara lambat dan nyata kont*lku sendiri lebih keras serta tegak saksikan yangharus saya lihat itu.


Dan klimaks dari pertarungan ‘perkosaan' itu terjadi. Lelaki maling itu menenggelamkan bibirnya ke Bibir vagina Fatimah. Ia mengisap serta mengenyoti itil istriku serta meneruakkan lidahnya menembusi gerbang kemaluannya. Gak terelak..


Dalam kucuran keringat yang terperas dari badannya Fatimah menjerit dalam gumam desahnya. Bokongnya makin diangkatnya tinggi-tinggi. Ia terlihat akan raih orgasmenya. Bukan main. Rata-rata amat susah buat Fatimah mendapatkan orgasme. Kesempatan ini belumlah pula maling itu kerjakan penetratif ia sudah dekat di pucuk kepuasan syahwatnya. Ah.. Saksikan ituu.. Betul.. Fatimah menggapai orgasmenya.. Nittaa..


Ia membawa tinggi bokongnya dan masih tetap Diangkatnya sampai sejenak sembari terkejat-kejat. Kelihatan meski tangannya terlilit jari-jarinya mengepal seolah ingin meremas suatu hal.sebuah hal.  Dan kaki-kakinya yang meregang mengungkap begitu nikmat syahwat lagi menerpanya. Itu yang dapat ditunjukkan olehnya dipicu tangan dan kakinya masih terlilit ke tempat tidur.


Dan si maling responsif. Sebelumnya terburu Fatimah Kecapekan ia naik menindih badan istriku serta membimbing kont*lnya ke lubang vaginanya. Sekian kali ia mengocak kecil sebelumnya lantas kemaluan yang cukuplah besar dan panjangnya itu menembus serta lenyap ditelan mem*k istriku.


Maling itu langsung mengayun-ayunkan kont*lnya ke lubang nikmat yang nampaknya disemangati oleh istriku dengan menggoyang dan membawa-angkat bokong dan pinggulnya biar kont*l itu dapat menyentuhi gerbang rahimnya.


Saya sendiri begitu terbakar birahi Saksikan insiden itu. Utamanya bagaimana muka istriku dengan rambutnya yang berkeringat mawut jatugh ke dahi dan alisnya. kont*lku begitu ketahan oleh celana sempitku. Saya tidak sanggup lakukan apapun untuk Membebaskan dorongan syahwatku.


Lecutan maling itu kian cepat dan kerap. Saya yakini jika maling itu lagi dirambati nikmat birahinya. kont*lnya yang lebih tabah kaku terlihat licin berkilat karena cairan birahi yang memulasinya kelihatan seperti piston diesel masuk keluar menembusi mem*k istriku. Saya asumsikan begitu nikmat menempa istriku. Dengan keadaannya yang masih tetap terlilit di dipan, bokongnya terlihat turun naik atau mengegos menanggapi pompan kont*l lelaki maling itu.


Sesaat lagi spermanya bakal muncrat isikan rongga kemaluan istriku. Dan Kedengarannya istrikupun bakal mendapati orgasmenya kembali. Orgasme berturutan. Bukan main. Waktu menikah saya dapat kalkulasi berapakah kali ia berkejat-kejat jemput orgasmenya. Akan tetapi bersama maling ini tidaklah sampai 1 jam ia ingin jemput orgasmenya yang ke dua.


Waktu-waktu pucuk orgasme dan ejakulasinya kian dekat, lelaki itu rapatkan parasnya ke muka Fatimah dan tangannya mencapai lantas melepaskan lakban di mulut istriku. Tapi ia tidak memberikannya peluang untuk teriak. Mulutnya langsung menyumpal mulut istriku. Saya tonton mereka sama sama berpagut. Dan itu bukan pagutan paksakan. Istriku kelihatan menangkis lumatan bibir maling itu. Mereka terbenam dalam enaknya pagutan. Dan ahh.. ahh.. aahh..


Maling itu melepaskan cepat pagutannya dan sedikit bangun. Ia menyikat pisau dapur masih berada pada dekatnya. Dengan masing-masing sekali sikatan ke-2  ikatan tangan Fatimah bebas. Serta pisau itu langsung dilemparnya ke lantai. Tangan maling itu cepat merengkuhi badan istriku dan bibirnya memagutinya. Dan tiada bimbang dan kuatir demikian terhindar tangan istriku langsung merengkuhi badan lelaki maling ini. Sekarang saya melihat persetubuhan yang hampir prima. Lelaki maling bersama Fatimah istriku langsung terbenam dekati pucuk syahwatnya.


Hingga…


"Aarrcchh.. Cantikk.. Saya keluaarr..


Hhoohh.. Ampun


Istriku  mendesis dahsyat, tidaklah ada perkataan akan tetapi terang, ia kembali raih orgasmenya. Dengan tangannya yang bebas ia dapat mengeluarkan gelegak birahinya. Tangannya mencakar punggung maling itu dan memasukkan kukunya. Kelihatan bilur sejajar memanjang di kiri kanan punggungnya merembes kemerahan. Punggung maling itu sempat cedera serta berdarah.


Masih sekejap mereka pada suatu dekapan sebelumnya selanjutnya lelaki maling itu bangun serta menarik kont*lnya dari kemaluan istriku. Aku lekas saksikan spermanya yang kental meluap tumpah dan menetes dari lubang vagina Fatimah. Sebentar mata maling itu melihati badan istriku yang kelihatan loyo.

Post a Comment

Previous Post Next Post